Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Langit-langit yang indah


Bulan Mei ini mungkin akan menjadi bulan sibuk buat fyrdha zakaria, seperti yang sudah diketahui Juni depan fyrdha dan teman-teman dari seluruh indonesia mungkin juga mengalami hal yang sama yaitu melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) dan persiapan-persiapan untuk menghadapinya sudah dilaksanakan bulan ini, dan parahnya sudah mikir untuk UAS, ditambahin lagi deh tugasnya ma guru mapel dengan dikasi tugas akhir yang kebanyakan berat-berat, so, mungkin ijin pamit buat temen blogger semuanya kalau fyrdha masih agak macet-macet untuk update posting karena tahu sendiri banyak kendalanya. Tapi tidak usah kuatir, kali ini fyrdha mau bahas tentang langit dalam khayalnya fyrdha (kali ini agak putis). jangan bosen-bosen ya! enjoy it! and check it out!

Ku kira hanya langit yang bisa menggambarkan suasana
Langit menangis saat ia sudah waktunya menangis
Langit tersenyum saat ia diperintah tersenyum
langit berarti namun kadang manusia melupakannya

Beberapa coretan rangkaian kata-kata yang kuubah menjadi sebuah puisi :



LANGITKU LANGIT KELABU

Baru sore kemarin kulihatmu langitku
indahmu membuatku tak jemu memandangmu
Namun, sore ini ku tak mau lagi melihatmu
indahmu indah yang semu
ku tak mau melihatmu langitku
kau telah kecewakan pandanganku
kau mendungkan dirimu dan kau hujani ku
oh langitku aku tak kuasa
Langitku, langit kelabu

Note :
Langit digambarkan sebagai sebuah cita-cita yang tinggi, Langit menjadi sumber kehidupan, langit gambaran yang tinggi dan mulia. Meski melalui proses panjang, toh air hujan pun turun dari langit, sehingga tak heran jika banyak orang berkata bahwa aku bercita-cita setinggi langit, langit, langit, dan langit.

Dalam puisi digambarkan seorang anak yang mempunyai cita-cita yang tinggi, selalu membayangkan akan cita-cita itu bisa terkabul, namun karena dasar faktor ekonomi anak itu jadi putus asa, dia tidak yakin cita-cita itu akan bisa terkabul, dia tak pernah bersekolah, dia mengenal huruf dan kata saja dari seorang baik hati yang kini sudah tidak pernah datang lagi, dia begitu murung, dan akhirnya dia menyerah, "percuma mengejar langit yang mendung bu..." kata si anak
"yang ada nanti hanya aku akan diperlihatkan warna kelabunya, dan lalu tak lama itu aku akan dihujani bu.." lanjutnya


ibunya yang bijak dan lugu, tersenyum disela jatuhnya titik airmata,dia berkata sambil memeluk sayang sang anak, "Jangan berputus asa anakku, teruslah melihat langit, berusahalah, dan berdoa pada yang esa supaya suatu saat langit melihat kita yang kecil ini dan langit pun mengabulkan doamu untuk setinggi dia"


*beberapa foto diambil langsung dari langit di kota Manado

Read More....
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS